Becek, kesabaran, dan warung
Jejak di Kubangan Lumpur: Perjuangan, Inspirasi, dan Kisah Tak Terduga di Balik Keterbatasan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Entah kenapa akhir-akhir ini saya tidak bisa fokus dalam menulis. Segala ide dan gagasan seolah ingin keluar, namun begitu jemari menyentuh papan ketik, kalimat-kalimat itu mendadak menghilang. Pikiran terasa kosong.
Kali ini, saya akan mencoba mencoretkan pengalaman dan isi hati saya ini, sebatas apa yang bisa terungkap. Bagi yang kebetulan tersesat ke halaman ini, selamat membaca tulisan personal saya ini.
Perjalanan Penuh Tantangan di Jalan Berlumpur
Tempat tinggal saya saat ini belum memiliki jalan beraspal. Sehabis hujan, sudah pasti banyak genangan air, membentuk kubangan mengikuti lekuk tanah yang lembek dan berlubang. Ditambah lagi, seringkali mobil bermuatan berat membawa material bangunan untuk proyek perumahan, sehingga air menggenang di mana-mana.
Sebagai seorang yang hanya mengandalkan rabaan tongkat dan kaki, ini tentu menjadi perjuangan yang sangat berat untuk mencapai tujuan. Begitu keluar rumah, saya melangkah perlahan, memastikan kaki tidak terperosok ke dalam genangan air. Hawa tanah basah menyergap hidung, dan licinnya jalan setengah berlumpur "menyerang" langkah saya. Kaki ini harus berpijak kokoh ke tanah yang lebih keras, yang menyebabkan langkah saya terseok. Walau tak seratus persen selamat dari genangan, setidaknya celana saya tidak menjadi korban gigitan becek.
Dalam perjalanan yang penuh becek ini, saya sempat berpikir tentang keadaan saya. Berjalan hanya berpedoman tongkat, mempertebal fungsi indera yang tersisa. Ya, tanpa mata kita akan sangat kesulitan beraktivitas. Bahkan menurut penelitian, 80% kegiatan manusia menggunakan penglihatan. Jadi, dapat dibayangkan bagaimana kita beraktivitas hanya mengandalkan 20% sisanya. Maka dari itu, Allah akan memberikan imbalan surga bagi yang bersabar. Ingat, yang bersabar! Yang tidak sabar? Silakan nilai sendiri!
Titik Terang dan Salah Paham yang Menggelikan
Dengan sabar menelusuri becek, akhirnya saya berbelok ke kanan, dan kini kaki saya sudah menginjak pinggiran aspal. Selamat tinggal becek untuk sementara waktu! Dengan langkah pasti, saya mengarahkan langkah menuju warung yang saya perkirakan tak jauh setelah belokan kedua. Dan benar saja, begitu saya menemukan tanda belokan, segera saya pacu langkah agar lekas sampai.
Suasana warung yang lebih tepat disebut ruko ini serasa agak sepi tak seperti biasanya. Padahal kalau sang pemilik ruko melihat saya, tentu ia akan bertanya keperluan saya mengunjunginya. Ah, fikiran positif saya mengatakan kalau orangnya lagi keluar.
Setelah beberapa menit menunggu, walau tidak lama, saya mulai curiga ada yang tidak beres. Saya coba masuk lebih dalam lagi untuk memastikan pendengaran saya yang menangkap ada makhluk hidup yang tengah memperhatikan saya. Dan benar saja, saat saya masuk lebih dalam, terdengar langkah seorang wanita yang mendekati saya.
"Ini, Pak," katanya sambil menyentuh tangan saya yang masih dalam posisi memegang tongkat.
"Saya mau belanja." saya menjelaskan niat saya agar ia tak memberikan lembaran yang dapat saya rasakan menyentuh jemari saya.
"Oh, mau ke warung? Ada di sebelah sini."
Saya merasakan kalau tangan kanannya menunjuk arah warung, dan ia sembari membungkuk memungut uang kertas yang meluncur ke lantai karena tidak saya terima saat ia menyodorkan ke tangan saya.
"Jadi di sana ya?" tanya saya sambil mengarahkan tangan menunjuk arah yang saya perkirakan.
"Betul, Pak."
Segera saya balik badan dan tentu tak lupa mengucapkan terimakasih kepada wanita itu.
Ya, kembali saya harus bersabar. Memang lumrahnya manusia itu akan merasa iba bila melihat manusia lain yang memiliki kekurangan dibanding dirinya. Makanya saya hanya tersenyum ketika wanita itu meminta maaf karena menyangka saya seorang pengemis. Dan uang yang diberikannya bukan sengaja saya jatuhkan; uang itu hanya menyentuh jemari dan tidak saya hiraukan. Saat ia melepaskan pegangan dari kertas itu, otomatis uangnya melayang dan turun ke lantai.
Bagaimana menurut Anda? Apakah ada hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari setiap perjalanan, sekecil apapun itu?
Apakah Anda pernah mengalami kejadian tak terduga atau salah paham yang menggelikan saat beraktivitas? Yuk, ceritakan pengalaman Anda di kolom komentar!
Dan jangan lewatkan artikel-artikel inspiratif lainnya di blog ini. Tetap kunjungi Catatan Wanzul untuk membaca lebih banyak kisah, renungan, dan tips menarik!
cerita yang inspiratif sekali. sampai saya bingung mau komentar apa ini.
BalasHapus@rahma rahayu,
BalasHapusWah, saya ga tau juga dimananya yang menginspirasi.
11 ~ 12 Bang, Mantab dah Bang Lajutkan , Semagat...👍
BalasHapus@ZARAZUNA STORY
BalasHapus,
Trims udah mampir.
Sependapat dengan m riski.
BalasHapusInspiratifnya.
Jangan terlalu cepat menilai seseorang dari fisik.
Kumbal gan ada post menarik tuh.
Https://langgammutiara.com