Kenakalan Masa Kecil
Masa Kecil Penuh Kenakalan: Kisah Konyol yang Tak Terlupakan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Ada banyak kisah dari masa kecil yang mungkin ingin kita lupakan, tapi sebagian lagi terlalu konyol untuk tak diabadikan. Kenangan memang ibarat harta karun, dan kali ini, saya ingin membagikan potongan-potongan cerita yang membuat saya senyum-senyum sendiri saat mengingatnya.
Masa kecil memang penuh hal konyol bila diingat kembali. Salah satu peristiwa tak terlupakan adalah saat saya dengan sengaja mendorong adik teman ke selokan. Sebenarnya, target utama saya saat itu adalah teman saya sendiri, Hendra, karena kami sering sekali bertengkar.
Insiden Dorong Selokan: Target Salah Sasaran

Kejadiannya, kalau tidak salah, bermula saat sore itu tetangga sebaya saya berlari menghampiri. Dengan napas terengah-engah, ia mengabarkan kalau Hendra dan adiknya tengah mencari cacing untuk ikan peliharaan mereka di selokan dekat rumah. Mendengar berita itu, ide iseng langsung muncul di kepala. Kami pun bergegas menuju lokasi.
Setibanya di sana, Hendra sudah lebih dulu "nyebur" ke selokan. Mungkin setan iseng yang bersemayam di sekitar sana menghasut pikiran jahat saya. Karena Hendra sudah di dalam air, saya mendadak mendorong adiknya yang masih asyik menunggui di pinggir selokan. Saya tidak tahu kalau ada bahaya lain yang mengintai di dasar selokan itu. Lagipula, setelah melakukan aksi jahat itu, saya langsung lari tunggang langgang bersembunyi di rumah tetangga.
Tak lama kemudian, sayup-sayup terdengar gelegar amarah ibu Hendra yang memarahi ibuku, yang kebetulan baru saja pulang dari tempat beliau mengajar. Alhasil, saya dihukum cambuk dengan ikat pinggang dan diikat di kursi teras rumah. Karena memang bersalah, saya menjalani hukuman itu tanpa perlawanan berarti.
Mengejek Tukang Es Keliling: Karma yang Instan

Kenakalan masa kecil saya tidak berhenti di situ. Ada juga insiden meledek tukang es keliling. Saya dengan berani mengikuti kata-katanya saat ia meneriakkan jualannya, menirukan suaranya sepersis mungkin. Mungkin karena cuaca saat itu sangat panas dan dagangannya masih sepi, bapak tukang es itu jadi sangat jengkel dengan ulah saya.
"Udah jelek, mata enggak bagus, kelakuan pun enggak bagus!" teriaknya.
Kata-kata pedas itu berhasil menyumpal mulut saya seketika. Saya langsung terdiam, tidak bisa membalas lagi.
Komentar
Posting Komentar