Jasa Pijat Urut Kusuk Tunanetra Najaha Sehat Bila anda berada di Kabupaten Siak Sri Indrapura Propinsi Riau, anda dapat memanjakan tubuh anda dengan jasa layanan pijatan profesional oleh terapis yang bersertifikat. Kunjungi situs resmi kami untuk info selengkapnya di http://www.najaha.id

Cari artikel

Kenangan 17 Agustus

17 Agustus. Tanggal dan bulan ini akan selalu diperingati oleh bangsa Indonesia untuk mengenang kemerdekaan dari bangsa Jepang yang disahkan oleh Presiden pertama Soekarno dan saat tulisan ini dibuat, sudah 73 tahun berlalu dari tahun kemerdekaan yaitu 1945.

Memang kalau kita fikir, bangsa ini sudah tua. Tetapi bagi negara-negara maju, Indonesia termasuk negara yang masih belia. Semoga ditahun ini dan seterusnya, Indonesia akan semakin jaya dan rakyatnya hidup dengan makmur serta benar-benar menikmati masa-masa kemerdekaan dengan tentram.
Kali ini saya tidak akan membahas tentang kemerdekaan, karena sudah banyak situs-situs yang bertebaran di dunia maya ini membahasnya. Saya ingin kembali mengabadikan kilasan momen yang terjadi pada tanggal 17 Agustus ini.


Masa kecil

Sebagaimana lazimnya masyarakat Indonesia, pada hari ulang tahun Republik Indonesia akan diadakan berbagai macam perayaan. Mulai dari pawai arak-arakan di kota-kota, hingga bermacam-macam perlombaan anak-anak dan dewasa.
Saat itu seingatku, aku masih belum sekolah. mungkin sekitaran umur 4 atau 5 tahunan gitu.
Di lapangan komplek tempatku diadakan lomba makan kerupuk dengan menggunakan mulut tanpa memegang kerupuknya. Alhasil, aku yang masih kecil sangat kesulitan untuk menjangkaunya. Dengan kesal aku menangis sekencang mungkin dan mundur dari perlombaan.
Sepertinya hal itu tidak membuat panik orang-orang yang menyaksikannya, mereka malah tertawa lucu melihatku yang kesal tak mampu menjangkau kerupuk itu. Hanya momen itu yang kuingat. Mungkin karena memoriku yang kurang baik, jadi tak bisa mengingat kejadian mendetilnya.

Kemudian sekitar umur 6 tahunan, aku kembali mengikuti lomba makan kerupuk. Memang masih kesulitan agar membuat kerupuk itu bisa kugigit, tapi saat itu aku tidak menangis. Ditambah lagi tiba-tiba tali gantungan kerupuknya lepas dan kami tak perlu bersusah payah menggunakan mulut. Dengan reflek tentunya kami menangkap kerupuk masing-masingdan memegangnya.
Masih belum menyerah, saat SMP, aku kembali mengikuti lomba yang sama. Kali ini tentu berhasil menangkapnya dengan mulut serta mengunyahnya. Yeeeee! walau bukan juara, tetapi setidaknya aku tidak gagal lagi.

Masa di Bandung

Awal menginjakkan kaki di kota kembang, kalau tidak salah ingat sekitar hari Rabu 10 Agustus 2005, dan pada hari Rabu depannya 17 Agustus 2005 langsung mengunjungi Wyataguna yang sering disingkat Wg untuk menyaksikan perayaan 17an yang dihadiri seluruh penghuni Wg dan sebagian besar alumni serta para tunanetra simpatisan berkumpul di sana.
Kegiatan tahunan itu memang menjadi momen tunanetra bandung untuk berkumpul dan secara otomatis reonian. Ada yang membawa keluarganya, ada yang sendiri, bahkan ada yang janjian untuk bertemu.
Suasana saat 17an memang sangat ramai dipadati oleh tunanetra. Ditambah lagi dengan hiburan-hiburan musik yang dimainkan oleh band tunanetra di sana dan para alumni, diramaikan juga dengan permainan sepak bola antar alumni dan siswa pada sore harinya. Sangat membuat komplek Wg menjadi riuh dengan manusia yang berjubel.

Selama aku mengikuti kegiatan 17an di Wg, ada kejadian yang memalukan pada sekitar tahun 2009. Saat itu harusnya grup bandku tampil menunjukan kebolehan kami, tapi karena tidak menyangka akan dipanggil secepat itu, tak semua personil yang berada di lapangan. Karena waktu yang mepet, akhirnya kami main apa adanya tanpa vocalis dan basis. Ya, walau ada yang menggantikan mereka, tapi tentunya tidak sesolid bila kami yang memainkannya dengan anggota lengkap.
Semenjak itu, kami tak berani tampil lagi bila ada acara 17an. Tahun-tahun berikutnya, aku menjalani 17an dengan menjadi penikmat acara yang diadakan di Wg bersama teman-teman.

Tahun 2017 kemarin aku Terakhir kalinya ke Wg. Masih ingat cerita yang kuposting kemarin kan? Telesales atau Massager?
Saat aku memutuskan untuk tidak kerja di Malang lagi, aku tidak langsung pulang ke Pekanbaru. Ku fikir bakal lama sekali nantinya tidak ke Bandung, saat aku meninggalkan kota Malang, aku ingin hadir pada perayaan 17 Agustus di Wg. Dan benar saja, tahun ini aku merayakan 17an di rumah mertua. Entahlah untuk tahun depan. Pengennya sih ingin ke Bandung lagi. Soalnya di sana banyak teman-teman yang akan bisa kutemui.

Bagi yang kebetulan berkunjung ke kota Siak,
dipersilahkan mampir ke Klinik pijat urut kusuk Najaha Sehat untuk merasakan manfaat massage terapi.
Aha, tak usah khawatir bagi para wanita,
ada isteri saya yang siap memijat full body.
Jadi ga akan risih bila diterapi nanti.
Untuk dede bayi juga akan diterapi oleh isteri saya.

Baca juga Postingan terkait di bawah ini:

Belum ada tanggapan untuk "Kenangan 17 Agustus"

Posting Komentar