Jasa Pijat Urut Kusuk Tunanetra Najaha Sehat Bila anda berada di Kabupaten Siak Sri Indrapura Propinsi Riau, anda dapat memanjakan tubuh anda dengan jasa layanan pijatan profesional oleh terapis yang bersertifikat. Kunjungi situs resmi kami untuk info selengkapnya di http://www.najaha.id

Cari artikel

Akibat Pesugihan Online Part I

Bismillah

Kali ini aku akan mencoba mengarang cerita horor.
Bagi yang mampir sini, silahkan koreksinya ya.
Karena ini masih belajar.

Akibat Pesugihan Online

Oleh:
Wan Zul Chairansyah

Part I

Zaman sekarang memang serba online.
Banyak situs-situs jasa dan jual-beli melalui online.
Bahkan dulu beberapa tahun lalu sempat beredar pembunuh bayaran yang bisa diolder via internet.
Hebatnya lagi, sekarang pun pesugihan bisa dilakukan lewat online.
Dan kisah ini adalah kisahku dengan mencoba-coba salahsatu situs yang menyediakan jasa pesugihan tersebut.
Baiklah, agar menjadi pengetahuan dan berbagi pengalaman, aku akan mengisahkan kejadian naas itu.


Namaku Angel.
Siang itu sepulang sekolah, aku bersama Rika dan Ita mampir dulu ke supermarket yang tak jauh dari sekolah.
Saat kami tengah memperhatikan barang-barang antik, tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah benda kuno seperti pisau.
Pisau itu sepertinya sudah berkarat. Aku heran, kenapa barang begituan masih dijual.
“Tertarik dengan pisaunya ya?” tanya seorang pria paruh baya penjaga etalase itu padaku.
“Ti… tidak.” Ucapku agak tergagap karena agak sedikit kaget. “Saya hanya heran, kenapa benda seperti itu dijual.” dengan polos aku mengatakan isi hatiku.
Pria itu mengerutkan kening dan berucap pelan: “Itu bukan pisau sembarangan non. Bahkan harganya paling mahal dibandingkan benda antik yang saya jual. Ini pisau untuk membunuh setan.”
Karena aku masih tak percaya dan sepertinya orang itu agak sedikit tersinggung dengan perkataanku, aku hanya mengangguk mengiakan perkataannya dan kami melanjutkan perjalanan untuk melihat-lihat toko perhiasan yang ada di sebelah kios barang antik itu.
Setelah puas cuci mata, kami pun meninggalkan sualayan dan pulang ke rumah masing-masing.

Ternyata, jalan-jalan sepulang sekolah tak mampu membuang kekesalan dan kesedihanku.
Ya, sebenarnya tadi siang itu aku sengaja cuci mata untuk menghilangkan rasa sesak di dada ini.
Dion yang aku sayang sepertinya sedang terpikat dengan siswi baru di kelas kami.
Namanya Ratih. Ia anak pindahan dari Surabaya dan memang punya tampang yang bisa bikin pria bertekuk lutut.
Beberapa kali aku menangkap sorot mata Dion sering mencuri pandang ke arah Ratih.
Tapi aku belum bisa menuduh secara terang-terangan karena aku belum punya bukti yang kuat.

Karena malam itu aku tidak bisa tidur, aku coba menelusuri internet untuk kembali membunuh rasa kecewa.
Iseng aku mengetik “pesugihan online”.
Ternyata, banyak artikel mengenai pesugihan secara online bertebaran di layar laptopku.
Tiba-tiba aku tertarik dengan salah satu situs pesugihan online yang menawarkan jasa tuyul.
Iseng aku coba-coba order. Yah, niatnya sih ingin berbuat iseng sama Ratih.
Aku mengisi formulir pemesanan, mulai dari nama, tempat tanggal lahir dan alamat rumah.
“Tuyul akan kami kirimkan 20 menit setelah anda mengonfirmasi pemesanan. Selanjutnya andalah yang bertanggungjawab, karena kami hanya penyalur saja. Apa anda menyetujui ketentuan ini? Silahkan mengkonfirmasi pemesanan dan melakukan administrasi sebesar Rp50000.” Begitulah keterangan jasa online itu.
Tanpa fikir panjang, aku segera menyetujui ketentuan dan langsung mentransfer sebesar permintaan yang tertera diformulir tersebut.
Setelah aku mentransfer dana pemesanan sebesar Rp50000.
Sambil menunggu tuyul datang, aku ke dapur untuk mengambil kopi dan mengendap-endap ke meja kerja papa untuk mencuri sebatang rokok.
Biasanya hal beginian kan mereka minta kopi dan rokok. Setidaknya itulah pemikiran polosku pada saat itu.

Ketika aku membuka pintu kamar, hampir aku berteriak karena di atas tempat tidurku telah duduk seorang anak kecil yang berkepala besar dan botak.
“Kamu tuyul yang saya pesan kan?” tanyaku agak sedikit takut.
Tuyul itu mengangguk. Ia menatapku dan bertanya apa tugas yang ingin aku perintahkan padanya.
“Aku ingin kamu mengambil uang Ratih.” Aku menyebutkan ciri-ciri Ratih dan alamat rumahnya yang kebetulan tidak jauh dari rumahku.
“Baik. Apa persyaratannya sudah disediakan?” tanya anak itu.
Aku merogoh keluar sebungkus kopi dan sebatang rokok dari saku bajuku dan mengulurkannya kepada si tuyul.
Ia menggeleng. Dan selanjutnya perkataannya membuatku merinding.
“Hahaha. Bukan seperti itu. Tapi aku mau netek.” Katanya sambil mengarahkan tatapannya ke dadaku.
Aku mundur selangkah dan menggeleng.
“aku... aku belum punya asi. Aku bahkan belum punya suami.” Kataku gugup.
Dan perkataan berikutnya membuatku terduduk lemas.
“Kalau begitu aku minta nyawa salah satu keluargamu.” Kini ia tanpak agak jengkel.
Aku menggelengkan kepalaku dan menyuruhnya pergi.
“Kau telah memanggilku, dan aku tidak akan pergi bila belum melaksanakan tugas.” Katanya marah dan melotot padaku.
“Baik, sekarang aku perintahkan kau pergi.” Tegasku sambil mengibaskan tangan tanda mengusirnya.
“Sebutkan dulu tumbalmu agar aku bisa melaksanakan perintahmu.” Ucapnya kini mulai kasar.
“Tidaaaaaaaaak! Tidak ada aaaaa! Pergiiiiiiiii!” teriakku ketakutan.
“Kalau begitu, serahkan nyawamu!” geramnya dan ia melompat menyerangku.
Aku berteriak histeris ketika ia melompat dan menyambar leherku.
Ia berhasil mencengkram bajuku dan merayap naik di atas tubuhku.
Saat jemarinya baru menyentuh leherku, tiba-tiba aku mendengar suara ibu memanggilku sambil berlari mendekati kamarku dan bertepatan dengan tuyul itu berhasil mencekik leherku, pintu kamar terbuka.
Sebelum pintu kamar terkuak lebar, tuyul itu berhasil menyelinap kabur menembus jendela kamar yang tadi belum sempat ku tutup karena malam ini memang agak gerah.
“Ada apa?” tanya ibuku cemas.
Aku terbatuk-batuk dan berkata kalau aku hendak dicekik setan.
Ibu menghampiri dan memapahku bangkit dan membaringkanku ke tempat tidur.
“Makanya kalau tidur itu berdoa dulu biar tidak mimpi buruk.”
Ia mengira aku bermimpi dan aku tidak berani membantahnya. Karena kalau aku membantah, tentu aku harus menceritakan kenapa aku hampir terbunuh.
“Ya sudah, sekarang sebaiknya kamu cuci muka dan segera istirahat. Besok kan sekolah.”
Ibu mengecup keningku, kemudian ia berjalan ke arah jendela.
“Nah, sebaiknya jendela ini ditutup.” Katanya seraya menutup daun jendela serta menarik gordennya
Ia tersenyum kearahku, kemudian melangkah keluar dan menutup pintu kamar.
Setelah beliau keluar, sebaiknya aku menuruti saran ibu untuk mencuci muka dan mencoba memejamkan mata.
Saat ku lirik ke atas meja belajar, ternyata laptopku masih menampilkan situs pesugihan yang belum sempat ku tutup.
Untungnya ibu tidak sempat melirik dan memperhatikan laptopku.
Segera kumatikan laptop dan bergegas ke kamar mandi di sudut ruangan tidurku untuk mencuci muka.
Ya, setelah air membasahi muka ini, perasaanku sudah agak sedikit tenang.
Mudah-mudahan tuyul jelek itu tidak akan datang lagi.

Part Selanjutnya
Bagi yang kebetulan berkunjung ke kota Siak,
dipersilahkan mampir ke Klinik pijat urut kusuk Najaha Sehat untuk merasakan manfaat massage terapi.
Aha, tak usah khawatir bagi para wanita,
ada isteri saya yang siap memijat full body.
Jadi ga akan risih bila diterapi nanti.
Untuk dede bayi juga akan diterapi oleh isteri saya.

Baca juga Postingan terkait di bawah ini:

Belum ada tanggapan untuk "Akibat Pesugihan Online Part I"

Posting Komentar