Jasa Pijat Urut Kusuk Tunanetra Najaha Sehat Bila anda berada di Kabupaten Siak Sri Indrapura Propinsi Riau, anda dapat memanjakan tubuh anda dengan jasa layanan pijatan profesional oleh terapis yang bersertifikat. Kunjungi situs resmi kami untuk info selengkapnya di http://www.najaha.id

Cari artikel

Akibat Pesugihan Online Part IV

Bagi yang belum baca kisah sebelumnya, silahkan klik saja tautan di bawah ini:
Part III

Akibat Pesugihan Online

Oleh Wan Zul Chairansyah

Part IV

Aku kembali terbangun di pagi hari dengan tubuh serasa remuk.
Ternyata aku pingsan cukup lama, dan sepertinya mama membawaku kembali ke kamar dan menyelimuti tubuhku.
Masih agak lemas, aku memaksakan diri untuk bangkit.
Kudapati papa dan mama tidur di lantai kamarku.
Ya ampun, tentunya mereka berdua menjagaku agar tidak kenapanapa.
Perlahan kuregangkan badanku untuk mengusir sisa rasa pegal dan ketika ku lirik jam dinding, masih pukul 5.
Dengan agak sedikit terhuyung ku dekati mereka.
Wajah mereka sangat tenang di dalam tidurnya. Mungkin seperti inilah mereka menjagaku sewaktu kecil.
Perlahan hatiku seperti diremas-remas. Hampir saja aku membuat mereka celaka karena ulah isengku.

“Kamu ssudah bangun, sayang? Bagaimana keadaannya?” mama menggeliat bangun dan hal yang pertama dilihatnya adalah aku yang tengah terpaku berdiri menatap mereka.
“Ssudah agak baikan.” Jawabku lemah.
Perlahan mama bangkit dan mendekatiku. Ia meraba leher dan keningku untuk memastikan kalau aku tidak kenapanapa.
“Huf! Syukurlah. Semalam kamu pingsan dan demam tinggi. Papa dan mama jadi khawatir.” Ucap mama sambil membelai lembut rambutku yang masih acak-acakan.
“Aku sudah sehat ma, Cuma tinggal lemas aja.” Aku menatap ibuku yang sangat kucintai.
Nyaman sekali berada dalam dekapannya.
“Papa sudah cerita kalau kamu diganggu tuyul.” Perlahan mama melepaskan pelukannya dan menatapku lembut. “Syukurlah kalau kamu tidak kenapa-napa.”
Mendengar pembicaraan kami, papa segera bangkit dan setelah memastikan keadaanku, ia menyuruh kami untuk berbenah.

Setelah kegiatan pagi ditutup dengan sarapan yang disediakan bi Ijah, kami segera berangkat ke tujuan masing-masing.
Saat di perjalanan menuju sekolah, tanpa sengaja aku menoleh ke arah mol yang tak jauh dari sekolah. Dan seketika aku teringat sesuatu di sana.
Ya! Pisau!
Aku kini ingat seseorang yang menjual barang antik dan terdapat pisau usang yang katanya bisa membunuh setan.
Ini dia! Aku harus mendapatkan pisau itu.
Kalau penyedia tuyul online tidak mau tahu dengan urusanku, lebih baik aku coba melawan tuyul itu sendiri.

Siang hari sepulang sekolah, kembali aku ajak Rika dan Ita menemaniku menemui bapak penjual pisau pembunuh setan itu.
“Terlambat.”
Jawaban bapak itu sangat membuatku syok.
Bagaimana tidak, ternyata baru saja ada orang yang membeli pisau itu sekitar lima menit yang lalu.
“Apa bapak tahu kemana arah orang itu pergi?” tanyaku mulai panik.
“Mana saya tahu. Di sini kan orang-orang bolak-balik kayak seterikaan. Jadi saya tidak memperhatikan kemana orang-orang pergi.” Jawab bapak itu acuh.
“Tolonglah pak, coba ingat-ingat lagi. Kan dia membeli barang dagangan bapak. Setidaknya bapak sempat memperhatikan kemana langkah orang itu.” Desakku semakin panik.
Bapak itu berfikir sejenak dan sepertinya ia mengingatnya.
“Ah ya! Sepertinya aku melihat sepasang muda-mudi itu menuju ke dalam mol ini.”
Bapak itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
Ia menerangkan ciri-ciri muda-mudi yang tadi membeli pisaunya.
Ya tuhan, itu pasti Ratih.
Tapi pasangannya bukan Dion. Itu yang membuatku sedikit lega.
Untuk apa dia membeli pisau itu?
Aku buru-buru mengucapkan terimakasih kepada si penjual barang-barang antik itu, dan bergegas menarik tangan kedua sahabatku untuk mengejar Ratih.

Tapi setelah kami berputar-putar mencari, Ratih sepertinya sssudah pergi dari tempat ini.
Aku terduduk lemas dan menangis di emperan deretan toko-toko di pinggir jalan.
“Sebenarnya ada apa dengan pisau itu?” tanya Ita penasaran melihat tingkahku yang kalau diingat sekarang ini, tentu sangat konyol.
Karena keadaannya sssudah semakin kacau, aku terpaksa menceritakan kepada mereka penyebab semuanya tanpa ada yang ku sembunyikan.
“Gila! Ini benar-benar gawat. Sebaiknya kita susul Ratih ke rumahnya saja.” Usul Rika membuat aku dan Ita segera bergegas menuju ke rumah Ratih.

Sesampainya di rumah Ratih, lagi-lagi kami tidak menemukannya. Ratih belum pulang dari tadi pagi.
“Ssudahlah, katanya dia pulangnya tidak terlalu sore. Lebih baik kalian masuk dulu. Tadi dia bilang mau beli beberapa barang dan sekalian beli buat bahan makanan di rumah.”
Ibu Ratih mempersilahkan kami masuk dan kami disuguhi minuman dingin yang dapat menjadi pengobat dahaga di siang yang cukup panas ini.
“Apa kalian mau makan?” tanya ibu itu lembut.
Kami menolaknya karena sebelum ke sini, Rita mengusulkan untuk makan siang dulu.

Ibu Ratih sangat ramah. Sembari menunggu Ratih pulang, kami ditemani beliau dan berbicara tentang banyak hal.
Aku jadi menyesal karena telah berbuat jahat kepada Ratih yang keluarganya seramah ini.

Waktu ssudah mendekati senja, tapi Ratih masih belum pulang.
Kami minta izin kepada ibu Ratih untuk duduk-duduk di halaman rumah saja.
Beliau mengizinkan seraya berdiri menuju ke belakang.
Perasaanku semakin tak karuan. Tentunya teror tuyul itu sebentar lagi akan menghantuiku.
Dan kali ini tentu teman-temanku akan terbawa-bawa.
Itu tidak boleh terjadi. Aku tidak ingin mereka terkena imbas dari perbuatanku.
Aku mulai menangis karena sampai matahari terbenam, Ratih belum juga pulang.
“Rika, Ita, kalian sebaiknya pulang saja.” Kataku sambil menatap mereka satu persatu.
“Angel, kita ini sahabat, tentunya seorang sahabat tidak akan meninggalkan sahabatnya dalam kesulitan sendirian.” Ucapan Ita itu membuat tangisku pecah.
Aku memeluk kedua sahabatku dan kami bertiga menangis sesenggukan.
Tiba-tiba kami dikagetkan dengan terbukanya pintu rumah dan ibu Ratih keluar menemui kami.
“Kalian kenapa menangis?” tanyanya keheranan. “Sepertinya ada masalah ya? Apa itu menyangkut dengan anak saya?”
Ibu itu menatap kami bergantian.
“Sebenarnya kami yang butuh bantuan Ratih bu.” Jawabku.
“Sepertinya masalahnya serius. Ayo masuk dulu ke dalam! Ini sudah hampir magrib.”
Kemudian ia mengajak kami untuk masuk ke dalam rumah.
“kalau hari ssudah gelap, tidak baik anak gadis masih di luar rumah.” Kata ibu Ratih sambil mengajak kami makan malam yang kali ini tak mungkin kami tolak.

Part Selanjutnya
Bagi yang kebetulan berkunjung ke kota Siak,
dipersilahkan mampir ke Klinik pijat urut kusuk Najaha Sehat untuk merasakan manfaat massage terapi.
Aha, tak usah khawatir bagi para wanita,
ada isteri saya yang siap memijat full body.
Jadi ga akan risih bila diterapi nanti.
Untuk dede bayi juga akan diterapi oleh isteri saya.

Baca juga Postingan terkait di bawah ini:

Belum ada tanggapan untuk "Akibat Pesugihan Online Part IV"

Posting Komentar