Jasa Pijat Urut Kusuk Tunanetra Najaha Sehat Bila anda berada di Kabupaten Siak Sri Indrapura Propinsi Riau, anda dapat memanjakan tubuh anda dengan jasa layanan pijatan profesional oleh terapis yang bersertifikat. Kunjungi situs resmi kami untuk info selengkapnya di http://www.najaha.id

Cari artikel

Akibat Pesugihan Online Part III

Bagi yang belum baca kisah sebelumnya, silahkan klik saja tautan di bawah ini:
Part II

Akibat Pesugihan Online

Oleh Wan Zul Chairansyah

Part III

Malam ini rasanya sangat mencekam. Entah kenapa perasaanku agak tidak menentu.
Huh, sialan, mungkin ini dikarenakan aku terpengaruh perkataan dari admin situs terkutuk itu.
Tidak! Aku tidak boleh takut menghadapinya.
Baru saja aku mencoba untuk tenang, sayup terdengar suara seperti ada yang berlari-lari dan tertawa-tawa di halaman rumahku.

"Eh, masa ada anak kecil masih bermain ditengah malam begini?"
Belum sempat aku berfikir hal yang aneh, tiba-tiba ada yang menarik rambut panjangku.
Ia menarik dengan kasar dan tertawa cekikikan.
Ya Tuhan, walau aku coba untuk berani, ternyata ketika si jelek ini datang, aku tak mampu menghentikan jeritan ketakutanku.
“Pergiiiiiiiiiiii! Pergi kau!”teriakku sekeras yang aku bisa.
“hihihihihi…. Ayo ambil uang itu dan sebutkan saja siapa yang akan kau jadikan tumbal.” Katanya sambil berayun-ayun di rambutku.
Aku kesakitan dan sekuat tenaga aku coba untuk melemparkan makhluk menjijikkan itu ke lantai.
Ia berhasil kubanting, tetapi ia hanya menyeringai menunjukkan giginya yang runcing kecil-kecil seperti marah padaku.
“Kau berani! Kau berani membantingku!” geramnya dan ia kembali hendak melompat menerkamku.
Kali ini aku berhasil menghindar dan dengan sigap mengambil bantal guling untuk melindungi diriku bila ia menyerang.
Setelah ada senjata, hati ini mulai ada pengharapan untuk bisa memenangkan pertarungan ini.
Sebelum tuyul itu menyerang, aku berinisiatif melakukan serangan duluan.
Aku mengayunkan bantal guling dan memukulnya sekuat tenagaku ke arah tuyul itu.
Tapi aku hanya memukul udara kosong.
Oh tuhan! Bukan udara kosong, tapi ia menangkap bantal guling dan ia bergelantungan di ujungnya.
Aku melemparkan bantal itu ke tempat tidur berharap agar dia ikut terbanting.
Ia segera melepaskan bantal dan kembali melompat menerkamku.
Aku mencoba menghindar, tapi Ia berhasil menyelinap kebelakangku dan kembali menarik rambutku.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, papa menerobos masuk dan ia sangat kaget melihat bayangan anak kecil yang menyelinap kabur melompati langit-langit kamarku.
“Siapa itu Angel?” tanya papa.
“I… itu tu… tuyul, pa!” teriakku sambil menghambur memeluk beliau.
Dengan tenang papa membelai punggungku dan matanya menatap ke atas langit-langit kamar dimana tuyul itu menghilang.
“Kenapa bisa ada tuyul masuk ke rumah ini?” gumamnya.
Aku hanya menggigil ketakutan dan merasa agak lega karena papa masih memelukku.
Perlahan papa membimbingku duduk di ranjang, dan ia tak sengaja melihat uang yang masih terhampar di atas meja belajarku.
“hei, uang. Tentunya tuyul itu hendak mencuri uangmu nak.” Ucap papa sambil mendekati uang itu.
“Jangan! Jangan sentuh pa!” teriakku panik.
Papa menahan jemarinya yang sesenti lagi akan menyentuh uang celaka itu dan menoleh padaku.
“Hehehe… papa kan bukan tuyul yang mau mengambil uang ini sayang.” Katanya tersenyum padaku.
“uang itu sudah disentuh tuyul itu dan aku takut kalau uang itu sudah kena kutukan.”
Papa tersenyum geli dan menarik tangannya. Ia duduk di sampingku sambil menepuk-nepuk punggungku.
“Sudahlah Angel, tuyul itu papa rasa tidak akan datang lagi.” Katanya lembut.
Sepertinya papa mencoba membuatku tenang.
Aku mengangguk pelan. Ingin rasanya menceritakan pada papa kejadian yang sebenarnya.
Tapi aku tidak memiliki keberanian.
Aku takut kalau papa malah memarahiku.

Taklama berselang, mama muncul bersama bi Ijah.
“Apa yang terjadi?” tanya mama sambil duduk disebelah ku.
“Angel mimpi buruk. Sebaiknya kasi dia minum biar perasaannya tenang.” Katanya pada mama.
Ternyata papa tidak ingin membuat mama jadi takut.
“Biar bibi yang ambil.” Bi ijah segera ke dapur dan kembali dengan membawa air putih yang langsung kuteguk habis.
“Makanya, sebelum tidur itu berdoa dulu non.” Ujar bi Ijah seraya bangkit dan mengambil gelas dari tanganku.
Aku mengangguk seraya tersenyum pada bi Ijah.
Ia membalas senyumku dan pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaannya
“Ma, malam ini aku tidur sama mama aja ya?” ajakku sambil menarik tangannya.
“ih, dasar kamu kayak anak kecil aja,” ucapnya tersenyum mengejekku. “Nanti siapa yang menemani papa.” Katanya melirik jahil ke papa.
“ah, sudahlah, sebaiknya mama menemani Angel tidur malam ini. Mungkin dia masih syok.”
Papa memang pengertian. Akhirnya mama dengan lembut mengangguk mengiakan dan papa segera pamit untuk melanjutkan tidurnya.

Untunglah mama menemaniku malam ini, setidaknya aku tidak akan sendirian bila tuyul itu datang lagi.
Tapi alangkah kagetnya aku ketika kulihat mama menyentuh uang terkutuk itu dan memasukkannya ke dalam dompetku yang kebetulan kutaruh di atas meja sepulang dari rumah sakit tadi sore.
“Angel, kenapa taruh uang sembarangan?” katanya langsung menyentuh uang dan memasukkannya ke dalam dompet.
Aku sangat syok karena aku tak sempat mencegah perbuatan mama. Dan belum sempat mama mendekat, tiba-tiba tuyul itu muncul di belakang mama dan menggelendot di punggungnya.
Aku menatap ngeri karena mama sepertinya tidak menyadari kehadiran makhluk yang digendongnya.
Makhluk itu menyeringai mengejekku dan menggerakkan tangan yang mengisyaratkan kalau aku harus bilang mamalah yang akan jadi tumbalnya.
“Tidak!” teriakku keras. “Pergi kau!”Usirku.
“Angel! Kamu kenapa nak?” tanya mama mulai panik melihat mukaku yang pucat dan tiba-tiba berteriak histeris.
“Nyebut nak!” perintah mama padaku.
Mungkin dia mengira aku kesurupan atau masih trauma akibat mimpi buruk.
Ia dengan cepat memelukku dan aku semakin berteriak histeris karena saat mama memelukku, aku dapat melihat seringai makhluk itu dari dekat.
Ya, sangat dekat. Bahkan aku bisa mencium bau nafasnya yang berbau amis.
Saat itu aku hanya bisa berteriak dan menangis karena mama semakin memelukku dan aku harus tetap menatap makhluk mengerikan itu sesekali menjilati tengkuk mama.
Puncak ketakutanku ketika makhluk itu mencondongkan kepalanya dan mencoba untuk menjilati pipiku.
Aku menggeliat sekuat tenaga hingga pelukan mama terlepas.
“Angel!” teriak mama panik sambil mengejarku yang lari menjauhinya.
Aku berhasil keluar dari kamar, sedikit terpeleset di tangga menuju ke lantai bawah.
Untung aku berhasil menangkap pegangan tangga sehingga tubuhku tertahan tidak bergulingan.
Segera aku mengatur posisi tubuhku untuk berdiri dan kembali berlari menuju lantai bawah.
Karena mama lebih jangkung dan langkahnya lebih lebar dariku, akhirnya ia berhasil menangkap dan kembali mendekapku.
Tenagaku tiba-tiba terkuras dan aku terkulai lemas di tangan mama.

Part Selanjutnya
Bagi yang kebetulan berkunjung ke kota Siak,
dipersilahkan mampir ke Klinik pijat urut kusuk Najaha Sehat untuk merasakan manfaat massage terapi.
Aha, tak usah khawatir bagi para wanita,
ada isteri saya yang siap memijat full body.
Jadi ga akan risih bila diterapi nanti.
Untuk dede bayi juga akan diterapi oleh isteri saya.

Baca juga Postingan terkait di bawah ini:

Belum ada tanggapan untuk "Akibat Pesugihan Online Part III"

Posting Komentar